Assalamu Alaikum wa Rahmat Allahi wa Barakatuh
terima kasih telah berkunjung dan jangan lupa tinggalkan komentar

Selasa, 29 Januari 2013

pengelasan menggunakan las oxy acetylene


PENGGELASAN MENGGUNAKAN LAS OXY ACETTYLENE


Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapatmencairkan logam.
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :

a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)


Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)



Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

c. Nyala netral



Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.

b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.


c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :
  • Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
  • Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
  • Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.
  • Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.



a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :



Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :


Gambar : Skema nyala las oksiasetilen dan sambungan gasnya
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :


Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang diambil dari udara.
b.Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up setantara 28MPa

e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.
Alat dan Bahan


1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari:
  • tabung gas oksigen dan regulatornya
  • tabung gas asetilen dan regulatornya
  • selang
  • brander (torch)
2. Bahan pengisi (kawat)

3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)

4. Korek api dan oncor

5. Stopwatch

6. Sikat baja

7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.





Cara Pelaksanaan
a.        Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b.      Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.       Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut penutupnya     dengan kunci pembuka.
d.       Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang terpasang pada regulator.
e.       Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke kanan untuk memperbesar tekanan gas).
f.        Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

g.      Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai diperoleh nyala netral.
h.      Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam induknya.
i.        Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan.
j.        Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.
k.      Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.
l.        Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan 
Ssetelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta mengembalikannya pada tempat semula
 
.
 
 
 
 
 
 
 
 
 

sumber :aldongutra.blogspot.com

Read More >>

Sabtu, 26 Januari 2013

kisah renungan

Ini cerita dari Jepang kuno. Mudah2an bisa diambil hikmahnya…(cerita ini gw dapat dr buku pelajaran bhs Jepang)
Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.
Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
“Bu, kita sudah sampai”,kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”.
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.
Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.


" PANTASKAH KITA MELAKUKAN HAL TERSEBUT KEPADA IBU KITA ???? YANG DENGAN SUKA CITA TELAH MENGANDUNG KITA SELAMA 9 BULAN TANPA MENGENAL LELAH ????"






sumber : thofaargi.wordpress.com
Read More >>

pengisian refrigerant ke dalam sistem AC

Cara mengisi refrigerant


Cara pertama
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat Vacuum pump.

Prosedur pengosongan :
·              -Tutup kedua katup manifold gauge.
·              -pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan  
·              -selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum.
 
  1. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
  2. Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600 mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa )
  3. Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum. 
  4. Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa )
  5. Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
  6. Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
  7. Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran.
  8. Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan perbaiki.
Pengisian refrigerant.
Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah dilakukan :

  1. Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
  2. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel tekanan tinggi, 
  3. Warna  biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi.
  4. Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
  5. Singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari kecelakaan.

Langkah pengisian
Pemasangan selang pada tabung refrigerant : 

  1. Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh. 
  2. Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
  3. Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
  4. Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan.
  5. Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang.
  6. Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah.
  7. ·Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant ) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.



Pemeriksaan kebocoran awal :

  1. Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk kedalam sistem. (tabung menghadap keatas ).
  2. Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98 kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.
  3. Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.

Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair :

  1. Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant yang keluar dalam bentuk cair.
  2. Buka katup tekanan tinggi.
  3. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran.
  4. Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.
Pengisian Lanjutan :
  1. Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar dalam bentuk gas.
  2. Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
  3. Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum.
  4. Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar kecilnya  pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir dalam sistem.
  5. Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.
  6. Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 – 2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/cm2
 
Cara kedua
1. Alat
    Pompa vakum
    Manometer
    Gauge
    Selang warna kuning
    Selang tekanan rendah dan tekanan tinggi
   Termometer
2. Bahan
    - 1 unit instalasi AC mobil
    - Baterai (aki)
   - Freon (refrigerant)
E. Proses Vacum pada Kompresor
        
      Sebelum dilakukan langkah pengisian freon, maka terlebih dahulu dilakukan langkah pengosongan/vakum pada kompresor. Langkah vakum ini bertujuan untuk mengeluarkan udara yang mengandung uap air agar tidak menyumbat pada waktu unit AC mobil ini bekerja.
Langkah pengosongan ini biasanya dilakukan apabila unit AC mobil tersebut baru diperbaiki atau dibongkar. Setelah dirakit kembali, maka dilakukan langkah vakum agar kinerja unit AC dapat meksimal karena udara yang mengandung uap air tersebut dapat dikeluarkan. Proses vakum ini dilakukan selama 15 menit sampai 30 menit. Selama proses vakum dilakukan, baru dilakukan pengisian freon/refrigerant.
 
F. Proses Pengisian Refrigerant

    Pengisian refrigerant atau freon pada unit AC mobil ada 2 cara yitu :

1.Pengisian freon dengan tekanan tinggi 
2.Pengisian freon dengan tekanan rendah

Tentunya, sebelum melakukan pengisian refrigerant tahap pengosongan refrigerant sudah dilakukan. Untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem waktu diisi ada 3 cara yaitu :


1.Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan

2.Dengan melihat tekanan
3.Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual.

1. Langkah Pengisian Freon dengan Tekanan Tinggi
     Pda waktu proses pengisian dilakukan, tabung freon diposisikan terbalik, sehingga freon cair yang masuk ke dalam sistem AC dan langsung menuju kondensor sehingga kerja kompresor tidak terlalu berat.
Kran pada manometer yang dibuka adalah kran TT ( warna merah ) dan diikuti pembukaan kran pada tabung freon secara perlahan sehingga freon cair masuk ke dalam sistem AC.
Untuk meningkatkan tekanan pada tabung freon, maka pada tabung freon diberi alat pemanas. Untuk mengetahui jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC, caranya sama dengan cara pengisian freon dengan tekanan rendah, yaitu : Tekanan TT = 1,5-2 bar dan temperatur kabin sudah mencapai 4° C.

2. Langkah Pengisian Freon dengan Tekanan Rendah
Langkah ini dilakukan setelah kompresor divakumkan terlebih dahulu, dan kondisi kedua kran pada manometer tetap dalam keadaan tertutup baik saluran tekan ( TT ) warna merah maupun kran saluran hisap ( TR ) warna biru, dan ujung slang dari manometer tetap tersambung pada kompresor baik saluran TT maupun saluran TR. Selanjutnya persiapkan tabung freon R 134 a dengan posisi tegak. Selanjutnya hubungkan selang warna kuning dari menometer ke tabung freon. Kedua kran pada manometer masih dalam keadaan ditutup baik kran saluran tekan maupun kran saluran tekanan rendah. Kemudian unit AC mobil dijalankan.
Karena proses pengisian ini dilakukan pada sistem tekanan rendah, maka kran manometer yang dibuka adalah kran warna biru. Selanjutnya kran pada manometer warna biru ( TR ) dibuka pelan-pelan dan diikuti membuka kran pada tabung freon agar gas freon masuk ke dalam sistem AC.  Perhatikan tekanan manometer. Jika tekanan manometer menunjukkan 1,5-2 bar da TT menunjukkan 14,5-15 bar dan pada saat itu pula sight glass pada filter diamati terus. Apabila kaca pengamat pada filter sudah menunjukkan tidak ada gelembung-gelembung dan terlihat bening, ini berarti jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC sudah cukup. Selain itu, untuk mengetahui jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC sudah cukup, dapat diamati melalui termometer yang dimasukkan pada dashboard (saluran udara dingin pada kabin mobil). Apabila temperatur sudah menunjukkan 4°C, berarti pengisian sudah cukup. 


Pengisian freon
     Supaya penuhnya pengisian zat pendingin ke dalam sistem dapat diketahui ada tiga cara yang dapat dilakukan
a.Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan
    Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat gelembung – gelembung freon pada gelas kontrol
Gelembung – gelembung freon, yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila dilihat tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai sesuai data (b)

b. Dengan manometer
     Tekanan freon dalam sistem dapat dilihat pada manometer – manometer
Bila tekanan pada saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi), dan saluran tekanan tinggi 14,5 – 15 bar (200 – 213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh.  Cara ini, dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja normal. Kedua metode diatas lebih cepat dan praktis untuk dilakukan akan tetapi kita tidak dapat mengetahui berat/banyaknya freon yang diisikan dalam sistem. 

c. Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual

Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat freon yang harus diisikan ke dalam sistem AC.
Yang paling sederhana cara ini dapat dilakukan seperti gambar 1, yaitu dengan mengukur berat tabung freon sebelum proses pengisian dilakukan, berat freon yang masuk ke dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung freon.
Pada gambar 2 diperhatikan alat khusus pengisian (charging station) yang sudah mempunyai tabung skala untuk berat freon yang masuk ke dalam sistem, alat ini juga dilengkapi dengan manometer, sistem pemanas dan pompa vakum listrik.
Salah satu segi keuntungan dari cara ini adalah : kita dapat memastikan secara langsung harga freon yang diisikan karena Freon yang dijual dari pabrik juga berbentuk satuan berat di dalam tabung silinder.

G. Kesimpulan
Pengisian freon pada unit AC mobil terdiri dari 2 cara, yaitu pengisian freon dengan tekanan tinggi dan pengisian freon dengan tekanan rendah. Untuk para teknisi yang belum begitu berpengalaman, lebih baik mengisi freon pada teka
nan tinggi, karena selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat pendingin berbentuk cair.
Dalam proses pengisian dan pengosongan Freon diperlukan kecermatan pembacaan gauge karena tekanan yang ditunjukkan merupakan suatu tanda untuk langkah berikutnya. Dalam pengosongan harus benar benar vakum agar tidar ada udara yang dapat menggangu kinerja Freon saat dilakukan pengisian serta pada saat sistem AC bekerja.
sumber :pancadani.blogspot.com

Read More >>
Designed by Animart Powered by Blogger